BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Redi
Panuju (1997), mengisyaratkan untuk mempelajari sistem komunikasi Indonesia
haruslah membahas dua hal. Yaitu: Pertama, Sistem komunikasi
Indonesia mempunyai makana pola-pola komunikasi yang secara idealistic dan
normative diaharapkan ada dan terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu pada
nilai-nilai, norma-norma, dan hukum yang merumuskan bagaimana seharusnya
komunikasi dijalankan atau terjadi. Kedua, sistem komunikasi
Indonesia mempunyai makna deskriptif dari gejala komunikasi yang aktual, sedang
terjadi di Indonesia. Bahasan
mengacu kepada fakta-fakta empiris yang secara objektif benar-benar ada atau
terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Sistem Komunikasi Indonesia
Sistem komunikasi haruslah mampu menjalankan fungsi dari pada komunikasi.
Lasswell (dalam Nurudin, 2004), menyatakan bahwa fungsi dari komunikasi adalah
:
a.
Pengawasan
lingkungan
- Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya
- Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
Dalam UU 40 tahun 1999 pada pasal 3 dijelaskan tentang fungsi dari sub
sistem komunikasi Indonesia ini adalah:
1.
Pers
Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, daN kontrol sosial.
2.
Di
samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
Sedangkan peranan dari subsistem komunikasi Indonesia ini adalah sebagai
berikut:
- memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
- menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta meghormati kebhinekaan;
- mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar;
- melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum;
- memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
B. Diskripsi Sistem Komunikasi Indonesia
Nurudin (2004), mendeskripsikan sistem komunikasi Indonesia sebagai
berikut:
1. Jika ditinjau dari masyarakat yang
mendiami suatu wilayah, terdapat sistem komunikasi pedesaan dengan budaya
tradisionalnya, dan sistem kounikasi perkotaan dengan budaya akulturasi antara
budaya tradisional dengan budaya modern. Pada masyarakat pedesaan, sistem
komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan pemimpin pendapat. Pemimpin
pendapat menjalankan fungsinya sebagai penerjemah pesan, intrprtator karena
kelebihannya dibanding masyarakat kebanyakan.Masyarakat perkotaan, sistem
komunikasi dipengaruhi oleh keberadaan media massa.
2. Jika ditinjau dari media yang digunakan,
ada sistem media cetak (surat kabar, tabloid, majalah); elektrolit (radio,
televisi); media tradisional (wayang,kethoprak, ludruk, lenong, dan
sebagainya).
3. Jika ditinjau dari pola komunikasinya, ada
sistem komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpersona, komunkasi
kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem
Komunikasi adalah sekumpulan unsur-unsur atau orang-orang yang mempunyai
pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengelola, menyimpan,
mengeluarkan ide, gagasan, simbol, dan lambang yang menjadikan pesan dalam
membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu
sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Dalam
kehidupan komunikasi juga mulai dikenal dengan istilah Sistem Komunikasi
Indonesia. Sistem ini merupakan rumusan baru bagi Indonesia meskipun
pelaksanaannya secara implisit telah dilakukan oleh Bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari, terutama melalui norma Sistem Pers Indonesia. Namun
rumusan yang jelas tentang Sistem Komunikasi Indonesia masih belum dimiliki.
Dengan
merumuskan Sistem Komunikasi Indonesia maka kita akan memiliki sebuah bangunan
sistem dalam berkomunikasi yang seragam serta menjadi ciri dan karakter Bangsa
Indonesia. Bangunan dari sistem komunikasi Indonesia itu akan berlandaskan pada
pola komunikasi yang dikembangkan di Indonesia dengan perangkat nilai dan
perundangan yang ada. Sebab pola komunikasi didalam suatu negara akan
menentukan bangunan sistem komunikasi yang akan dikembangkan di negara ini.
Daftar
Pustaka
1.
Immonen, J., 1995, Master Thesis,
Integration of the Mobile Broadband System into the Fixed B-ISDN, Tampere,
Tampere University of Technology, 58 pages.
2.
CEC Deliverable
R2067/UA/WP215/DS/P/051.b1. 1994. Final Version of System Description Document,
RACE project 2067 MBS deliverable 51, 149 pages.
3.
Swain ,R.S., 1994,UMTS - A 21st
Century System, Race Mobile Project Line Assembly, 6 pages.
0 komentar:
Posting Komentar