BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Manajemen Publik Relation
Manajemen
Public Relations (MPR) merupakan penerapan dari fungsi-fungsi dasar manajemen
dalam kegiatan public relations (PR). Prakitisi public relations akan sangat
membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam membuat suatu konsep dan
mengimplikasinya (menerapkannya) yang berkaitan dengan tugasnya. Dengan
demikian mengelola public relations harus melakukan kegiatan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan komunikasi yang disponsori
oleh organisasi.
Gurnig
dan Hunt (1984) menyatakan public relations sebagai manajemen komunikasi antara
sebuah organisasi dan publiknya. Manajemen PR adalah proses riset, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh
organisasi. Proses manajemen humas biasa dilakukan oleh seorang praktisi dalam
kegiatan PR.
Grunig
dan Hunt (1994) menyatakan bahwa kegiatan public relations pada dasarnya
dipilah atau dikelompokkan menjadi tiga bentuk kegiatan, yakni :
1.
Event, adalah kegiatan public relations yang terjadi dalam
kerangka waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhir. Kegiatan untuk
ditujukan untuk satu atau beberapa publik terpilih dengan satu tujuan.
2.
Campaign, hampir sama dengan event, namun biasanya diadakan
dalam waktu yang lebih panjang dan dapat terdiri dari event.
3.
Program, biasanya terdiri dari beberapa event yang biasanya
tidak jelas kapan berakhirnya. Program public relations biasanya diadakan
secara berkesinambungan mengikuti kehidupan sebuah organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Public Relation
Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang
praktisi/humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah
pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas (tahapan fact finding, planning,
communicating, evaluation) sepenuhnya mengacu pada pendekatan
manajerial. Untuk keperluan pembahasan manajemen hubungan masyarakat, maka
sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok
orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan-tujuan bersama.
Manajemen PR (humas) dapat
dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-kegiatan
humas. Manajemen humas berarti melakukan penelitian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori
oleh organisasi. Betuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan kecil sampai
pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan menggunakan
satelit.
Manajemen humas biasa mencakup :
- Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi
- Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau yang berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan.
Dalam proses tersebut kita jumpai
teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan oleh kelompok
orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan
analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam
melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
B.
Peran Manajer
dan Hubungan Masyarakat
Dengan melihat proses peranan manajemen
dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan,
dapat dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja
sama melalui orang lain. Disamping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi
dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan
yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan disatu sisi dan
antara perusahaan itu dengan publik internal dan publik eksternal.
Staf humas harus menerapkan ketiga
prinsip dasar fungsi hubungan masyarakat dan mampu secara objektif menanggapi
pendapat dan sikap publik. Dengan demikian ia dapat memberi masukan pada
pimpinan untuk menciptakan lingkungan usaha yang saling menguntungkan dan
berkelanjutan serta mampu bersaing. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari,
tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan.
Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi
lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil
pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan
begitu seterusnya secara berkesinambungan.
Tanggung jawab khusus manajer hubungan
masyarakat ialah mengelola stafnya agar setiap langkah selalu berlangsung
efektif. Melaksanakan koordinasi pekerjaan agar jangan sampai ada pekerjaan
yang tumpang-tindih, mengawasi pekerjaan staf agar jangan menyimpang jauh dari
perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja yang sesuai, dan informasi
kerja yang tepat. Penilaian dan hal-hal lain yang khas ada pada manajer
hubungan masyarakat antara lain mungkin perlu penataran baru, penyaringan baru
untuk mendapatkan tenaga inti atau diperlukannya penambahan tenaga yang
berkualitas tertentu. Kualitas yang khas pada manajer hubungan masyarakat ialah
kemampuan menganalisis. Setiap anggota staf humas juga harus berkemampuan
sebagai juru analisis. Manajer hubungan masyarakat harus pula bisa membenahi
dirinya, dan menganggap dirinya mampu bekerja efektif tanpa perintah, karena
manajer humas sendiri bukan mengurus bagian yang memberi perintah.
Fungsi petugas PR atau PR Officer
(PRO) pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha. Ada 4 fungsi utama yang
dituntut dari petugas PR, yaitu sebagai:
- Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR
berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir
semua teknik komunikasi antar pesona (interpersonal communication)
dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun
persuader.
- Relationship
Relationship yang tidak
harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam
kelangsungan bisnis perusahaan.
- Management backup
Menunjang kegiatan departemen lain
dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional, teknik, keuangan,
personalia demi terciptanya tujuan bersama.
- Good image maker
Menciptakan citra perusahaan dan
publisitas positif. Dalam dua dekade terakhir, publik mencermati nama – nama
pejabat PR yang kerap muncul sebagai nara sumber perusahaan atau organisasi
yang diwakilinya.
Dalam bukunya Effective Public
Relations, Scott Cutlip menyebutkan lima fungsi PR di organisasi non
profit:
- Mengembangkan awareness dan persepsi masyarakat terhadap misi organisasi
- Menciptakan saluran komunikasi yang tepat dengan publik yang dilayaninya
- Menciptakan dan mengembangkan iklim dan budaya untuk fundraising
- Memformulasikan kebijakan publik yang berkaitan dengan misi organisasi
- Memotivasi etos kerja publik internal baik manajemen, karyawan, sukarelawan, dan mitra terkait untuk mencapai misi organisasi.
Keberadaan PR dalam suatu organisasi
terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk
mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan
terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup masyarakat yang
semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu,
semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi di atas jelas memerlukan keahlian
khusus dibidang PR. Praktisi PR dituntut kemempuannya untuk mengkoordinasikan
atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk penyelenggaraan
komunikasi 2 arah antara organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR dengan
konsep manajemen menghasilkan pemahaman akan pentingnya public relations,
seperti dinyatakan oleh Mc Elreath:
“Manajemen PR berarti melakukan
penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan
komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi dapat
berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai
pada kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan menggunakan
satelit”.
Dari pernyataan tersebut manajemen public
relations dipahami sebagai bentuk pengelolaan public relations
dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu dengan menjalankan penelitian,
perencanaan dan evaluasi terhadap program yang dijalankan. Keterangannya
sebagai berikut:
- Penelitian
Pada dasarnya, penelitian merupakan
cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari publik baik internal maupun
eksternal untuk memahami masalah yang dihadapi dengan akurat dan metode ilmiah.
- Perencanaan dan pemrograman
Perencanaan dan pemograman merupakan
segala informasi atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan
hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk
pemecahannya. Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses
berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan
dalam perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan
juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta
pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.
- Pelaksanaan program
Pelaksanaan program merupakan tahap
dimana rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau
diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata
pemecahan masalah PR yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa
program tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau
proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Evaluasi
Merupakan suatu tahapan yang
dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk
pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi, PR akan
mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu
program, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya
dilakukan. Pada dasarnya tujuan sentral PR adalah untuk menunjang manajemen
yang berupaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun tujuan
setiap organisasi berbeda tergantung dari sifat organisasi tersebut, tetapi
dalam kegiatan humas terdapat kesamaan yakni membina hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan publik dalam membentuk citra positif. Hubungan yang
baik atau harmonis dalam PR mengandung arti luas, yakni sikap yang menyenangkan
(favorable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance),
saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual
confidence), saling menghargai (mutual appreciation), dan citra baik
(good image).
C.
Komunikasi dalam Manajemen
Organisasi yang merupakan kerangka
kerja (frame of work) dari suatu manajemen adalah sesuatu yang
menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yang jelas
antara pimpinan dan bawahan dalam suatu suatu sistem manajemen modern. Jabatan
pimpinan dalam manajemen PR biasanya disebut manajer humas dan berfungsi
sebagai pemimpin sekelompok karyawan. Manajer humas sebagai pimpinan puncak (top
manajer) cukup melakukan komunikasi dengan para penanggungjawab atau ketua
unitnya masing-masing.
Komunikasi manajemen adalah hal yang
paling pokok atau nomor satu, hal ini sesuai dengan pendapat GR Terry “Management
is a communication”, yaitu dalam hal penyampaian instruksi di satu pihak,
dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Dengan kata lain manajemen komunikasi
adalah alat, bukan tujuan dari suatu organisasi.
a)
Komunikasi
vertikal
Yakni, komunikasi dari atas ke bawah
dan dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada atasan secara timbal balik. Dalam komuniksi vertikal, pimpinan
memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi,
penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada bawahannya. Sementara bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pemimpin.
Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga
suatu keputusan atau suatu kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang lancar, terbuka dan saling
mengisi merupakan mencerminkan sikap kepemimpinan yang demokratis. Komunikasi
dalam organisasi dapat ditijau dari dua aspek, yakni aspek manajemen komunikasi
dan aspek hubungan antar manusianya.
b)
Komunikasi
Horizontal
Komunikasi secara mendatar antara
anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama karyawan dan sebagainya.
Komunikasi ini seringkali berlangsung tidak formal, mereka berkomunikasi satu
sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat
atau waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus
cepat sekali menjalar, dan yang didesas-desuskan seringkali mengenai hal-hal
yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.
c)
Komunikasi
Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi, seperti instansi-instansi pemerintah,
departemen-departemen, jawatan-jawatan, perusahan-perusahan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen
PR (humas) dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam
kegiatan-kegiatan humas. Manajemen humas berarti melakukan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi
yang disponsori oleh organisasi. Betuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan
kecil sampai pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan
menggunakan satelit.
Dengan
melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu
organisasi yang sudah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa manajemen itu adalah
upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Disamping itu, untuk
dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan
terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya
mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian
dalam perusahaan disatu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik internal
dan publik eksternal.
Fungsi
petugas PR atau PR Officer (PRO) pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha.
Ada 4 fungsi utama yang dituntut dari petugas PR, yaitu : Communicator,
Relationship, Management backup, Good image make.
Komunikasi
manajemen adalah hal yang paling pokok atau nomor satu, hal ini sesuai dengan
pendapat GR Terry “Management is a communication”, yaitu dalam hal penyampaian
instruksi di satu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Dengan kata
lain manajemen komunikasi adalah alat, bukan tujuan dari suatu organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar