BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pengertian
dari media massa sendiri adalah media, saluran, sarana, wadah atau suatu alat
yang dipakai untuk menjalankan proses komunikasi massa. Komunikasi massa disini
diartikan sebagai komunikasi yang diorientasikan kepada orang banyak atau dalam
hal ini adalah masyarakat. Suatu informasi yang telah diberikan oleh media
kepada masyarakat tidak hanya sebagai angin lalu belaka, tapi akan menjadi
suatu pengetahuan baru bagi masyarakat.
Dalam
komunikasi massa tersebut, dimana media (komunikator) menyampaikan suatu
informasi kepada masyarakat (komunikan). Suatu proses komunikasi dikatakan
berhasil apabila komunikator dapat memberikan informasi secara jelas kepada
komunikan, dan komunikan mengerti apa yang dimaksud atau diinginkan dari
informasi yang disampaikan oleh komunikator tersebut. Kemudian sama halnya
dengan komunikasi politik, dimana komunikator politik memberikan pesan-pesan
politik kepada si penerima (komunikan politik) yang isinya mengenai isu-isu
politik yang berkembang di dalam masyarakat.
Oleh
karena itu, peran media sangatlah diperlukan dalam dunia politik saat ini,
karena media merupakan salah satu alat yang sangat penting, terutama untuk
hal-hal yang menyangkut tentang politik. Hubungan antara media massa dengan politik
dapat dikatakan sebagai satu kesatuan yang mungkin tidak bisa dipisahkan, dalam
artian antara dunia politik dan media massa akan selalu ada hubungan satu sama
lain yang saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.
1.2. Tujuan
1.
Mengetahui
bagaimana sistem pers indonesia masa orde baru dan reformasi
2.
Mengetahui
apa itu media massa
3.
Apa
fungsi dari pers
4.
Bagaimana
peran
media massa terhadap partisipasi politik di Indonesia
a.
Rumusan
Masalah
- Media Massa
- Peran media massa terhadap Partisipasi Politik dan kepentingan partai politik di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Media
Massa
Media
massa merupakan sebuah media, saluran, sarana, wadah atau suatu alat dan tempat
yang dipergunakan untuk proses komunikasi massa. Komunikasi massa disini
diartikan sebagai komunikasi yang disampaikan kepada orang banyak atau dalam
hal ini adalah masyarakat. Komunikasi atau penyampaian suatu informasi dari
media masa itu memiliki pengaruh, baik kepada masyarakat maupun kepada
pemerintah.
Berbicara
tentang komunikasi politik itu sendiri, komunikasi politik adalah proses
penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya,
dimana pemerintah membutuhkan informasi tentang kegiatan rakyatnya dan
sebaliknya rakyat juga harus mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh pemerintahnya.
Media
komunikasi politik secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu media
tradisional, media semi dan media modern. Media tradisional adalah media dengan
tatap muka, langsung berhadapan secara tatap muka dengan komunikasi, baik
secara individual, maupun kelompok dan organisasi.
Media
semi disebut juga dengan sebutan media lama atau old media. Yang dimaksud media
semi adalah seperti media cetak seperti surat kabar, majalah, koran, brosur dan
media penyiaran, dan seperti radio. Dan Kemudian yang terakhir adalah Media
Baru atau new media. Media baru ini merupakan alat atau sarana yang baru marak
di era globalisasi ini, seperti televisi digital, internet dan sebagainya.
2.2.
Fungsi
dari Pers (media massa)
- Informasi (to inform)
Fungsi
Pers sebagai media informasi adalah sarana untuk menyampaikan informasi
secepatnya kepada masyarakat luas. Berbagai keinginan, aspirasi, pendapat,
sikap, perasaan manusia bisa disebarkan melalui pers. Penyampaian informasi
tersebut dengan ketentuan bahwa informasi yang disampaikan harus memenuhi
kriteria dasar yaitu aktual, akurat, faktual, menarik, penting benar, lengkap,
jelas, jujur, adil, berimbang, relevan, bermanfaat, dan etis.
- Pendidikan (to educated)
Fungsi
pendidikan ini antara lain membedakan pers sebagai lembaga kemasyarakatan
dengan lembaga kemasyarakatan yang lain. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang
dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial. Pers sebagai media pendidikan ini
mencakup semua sektor kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
Dengan demikian pers memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pendidikan
politik sehingga masyarakat dapat memahami model atau sistem politik yang
berlaku di Indonesia.
- Hiburan (to entertaint)
Media
massa berfungsi sebagai media hiburan, disini media massa harus mampu
memerankan fungsinya sebagai sarana hiburan yang menyenangkan bagi semua
lapisan masyarakat. Hiburan yang dimaksud adalah media massa yang menyajikan
karya-karya tulis atau informasi yang mungkin lepas atau diluar mengenai
politik, seperti kartun, majalah anak, dongeng di media cetak, dan lain-lain.
- Kontrol Sosial (Social Control)
Media
massa sebagai alat kontrol sosial politik dengan artian media massa sebagai
penyampai (memberitakan) isu-isu atau keadaan yang dibuat oleh pemerintah
bertentangan dengan kehendak rakyat.
2.3.
Peran
Media Massa Terhadap Partisipasi Politik di Indonesia
Telah
dijelaskan diatas bahwa besarnya peran media massa terhadap kehidupan
masyarakat, dimana peran media yang sangat kuat tersebut dapat mempengaruhi dan
merubah persepsi atau cara berpikir individu, kelompok atau masyarakat terhadap
isu-isu atau fenomena politik yang terjadi di Indonesia.
Kekuatan
media massa ini juga digunakan oleh pemerintah maupun suatu kelompok masyarakat
tertentu di suatu pemerintahan untuk mempengaruhi opini publik. Dimana dengan
peran media massa ini dapat dijadikan alat komunikasi politik oleh orang-orang
yang mempunyai kekuatan dan kepentingan politik.
Kepentingan politik inilah yang
menjadikan media massa sebagai dari kegiatan politik untuk dapat mencapai dari
tujuan kepentingan itu sendiri. Kegiatan politik banyak dilakukan oleh
Pemerintah (lembaga-lembaga dan peranannya) dan partai-partai politik karena
karena fungsi mereka dalam bidang politik, dan kegiatan politik inilah yang
akan mempengaruhi terhadap partisipasi politik.
Kita
lihat seperti para calon-calon legislatif ataupun para kandidat Capres/Cawapres
dari masing-masing partai politik dalam persiapan Pemilu 2014 yang saat ini
kurang dari satu tahun lagi. Disini bisa kita lihat bagaimana cara mereka untuk
menarik simpati dari rakyat. Partai politik dalam mancari simpati ataupun
mencari suara pemilih dari rakyat, partai politik pasti akan membutuhkan media
yang bisa memfasilitasi komunikasi politik dari partai politik tersebut.
Melalui media, informasi pesan-pesan politik yang ingin disampaikan oleh partai
politik tersebut akan lebih mudah tercapai. Apalagi peran dan perkembangan
media massa saat ini sangat besar dan pesat.
Banyak sekali cara komunikasi
politik melalui media massa, bisa seperti komunikasi politik melalui media
tradisional, dalam artian masing-masing partai politik atau masing-masing para
calon turun langsung ke lapangan atau langsung merujuk kepada masyarakat
(daerah pemilih) masing-masing. Dengan cara ini kedekatan emosional antara para
calon legislatif lebih dekat, namun jika melalui dengan cara ini saja
komunikasi politik/ kegiatan politik akan kurang efisien.
Maka dari itu kegiatan politiknya
harus juga melalui cara media semi (old media) seperti pencitraan melalui
reklame, pamflet, media massa seperti Koran, majalah, dan radio. Dengan melalui
media massa seperti ini akan menambah keefektifan dalam kegiatan politik itu
sendiri dalam mancari simpati atau suara pemilih dari rakyat. Inilah cara-cara
yang sring juga dilakukan oleh para calon dan partai politik yang akan maju
dalam pemilihan umum.
Apalagi di zaman modern era
globalisasi ini, muncul media massa baru (new media) atau media elektronik seperti
televisi dan internet. Media yang seperti inilah yang digunakan oleh
partai-partai politik untuk berlomba-lomba dalam kegiatan politik yang mereka
lakukan. Kita tahu sekarang banyak stasiun-stasiun televisi yang sekarang
dikuasi oleh orang-orang yang mempunyai kekuassan dan kepentingan politik atau
dari orang-orang partai politik sekalipun, seperti MNC Group yang sekarang
dikuasai oleh seorang pengusaha sekaligus orang partai yaitu dari partai
Hanura. Kemudian stasiun televisi swasta TV One juga telah dikuasai oleh Bakrie
Group yang notabanenya adalah orang politik dari partai Golkar. Selain itu
masih banyak yang lain stasiun-stasiun televisi swasta lain yang dikuasai oleh
orang-oarang yang mempunyai kepentingan politik.
Seperti inilah dari salah satu
contoh peran media massa ini sangat penting dan berpengaruh dalam masyarakat.
Dengan kegiatan politik/komunikasi politik seperti ini, dapat mengubah budaya,
perilaku dan partisipasi politik yang ada dalam masyarakat. Mungkin awalnya
masyarakat yang sebelumnya tidak tahu tentang sosok atau tokoh-tokoh politik
(caleg/capres) dari partai-partai terntentu, dengan melalui media masssa
masyarakat kemudian akan menjadi tahu tentang sosok mereka dan background
mereka. Dengan pengetahuan tersebut, masyarakat menjadi lebih antusias atau
lebih berpartisipasi dalam menggunakan hak suaranya untuk memilih di ajang
Pemilu.
Sebenarnya dalam pendekatan
perilaku (behavioralism approach), bahwa individulah yang secara actual
melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga (struktur) politik pada
dasarnya adalah merupakan perilaku individu yang berpola tertentu. Disini bisa kita lihat bahwa individu
atau orang yang mempunyai kepentingan politik sendirilah yang menjadi peranan
penting dalam melakukan komunikasi politik, lambing atau dalam hal ini partai
politik hanya sebagai wadah dan media pendukung untuk membantu melaksanakan
kegiatan politik kepada masyrakat.
Kemudian yang kedua adalah
lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian
actor, seperti keluarga, agama, kelompok pergaulan dan sekolah. Dan yang
terakhir adalah struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.
Jadi disini dapat dikatan bahwa
masyarakat atau rakyat berpartisipasi politik dengan menggunakan hak suaranya
dalam pemilu untuk memilih salah satu kandidat/calon dari partai politik
tertentu, itu bukan murni memilih karena kesadaran diri masing-masing individu
dalam kelompok masyarakat, tetapi bisa saja para individu dalam masyarakat
tersebut menggunakan hak suaranya karena dampak dari media massa dan adanya
imbalan tertentu dari pihak yang mempunyai kepentingan politik tersebut.
Sehingga meskipun partisipasi
politik di Indonesia menjadi tinggi, tetapi dalam maslah budaya politik kita
cenderung masih abu-abu. Dalam artian banyak dari pemilih suara (rakyat) yang
memilih calon legislatif/eksekutif dengan hanya tahu melalui sebatas media
massa seperti reklame atau Koran, ini berarti masyarakat banyak yang memilih
berdasarkan tingkat popularitas dari masing-masing calaon legislatif/eksekutif
saja, bukan dari tingkat kualitas atau kapabilitas dari masing-masing calon
tersebut.
Hal ini diperjelas dalam teori
perilaku pemilih party identification model bahwa “persepsi pemilih atau
partai-partai politik yang ada atau adanya korelasi atau kedekatan emosional
pemilih terhadap partai-partai politik tertentu. Dengan demikian hanya oaring-orang yang
mempunyai kedekatan emosional yang akan memilih partai-partai tertentu dalam
menggunakan hak suaranya. Dan untuk mendapatkan kedekatan emosional terhadap
masyarakat, partai politik harus melalui media massa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Inilah
peran sentral dari media massa yang saat ini dijadikan alat ataupun senjata
bagi individu/kelompok yang mempunyai kepentingan-kepentingan politik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa kelompok kepentingan atau dalam
hal ini adalah partai politik sangat erat hubungannya terhadap pentingnya peran
media itu sendiri. Apalagi mengingat media massa yang telah diberikan hak
kebebasan untuk mengeluarkan suara atau opini-opini public baik itu tentang
kebijakan pemerintah atau isu-isu politik yang lain.
Dalam
peranannya media massa saling berhubungan erat dengan individu/masyarakat,
partai politik, komunikasi politik, dan budaya/partisipasi politik di
Indonesia. Pada intinya dalam dunia politik, atau kalau merujuk pada masalah
Pemilu legislative dan eksekutif, para actor dan masing-masing partai politik
untuk mendapatkan simpati dari masyarakat harus melakukan komunikasi politik
terhadap masyarakat (suara pemilih) secara tepat agar isu-isu politik dan
kepentingan politik tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Agar
komunikasi politik yang diharapkan dapat teraktualisasi secara tepat, maka
butuh wadah atau media yang memfasilitasi, yaitu media massa. Media massa
disini dapat berbentuk media cetak seperti koran, majalah, rekalame, pamflet,
sticker, ataupun media massa elektronik seperti televisi, radio, dan Internet.
Bahkan dapat melalui media massa dengan bentuk turun lapangan langsung.
Dengan
adanya komunikasi politik melalui media massa, partai politik dalam mencapai
tujuan kepentingan politiknya akan mudah tersampaikan pada masyarakat. Dengan
demikian, bisa saja masyarakat yang mempunyai hak suara dalam Pemilu akan
menggunakan hak suaranya untuk memilih partai politik yang mempunyai kedekatan
emosional terhadap pemilik hak suara tersebut. Hal ini secara tidak langsung
berpengaruh terhadap tingakat partisipasi politik masyarakat Indonesia dalam
Pemilu laegislatif/eksekutif.